Rabu, 25 Juni 2014

hadits ke 4 : nasib manusia telah ditetapkan

HADITS KEEMPAT

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ      أَوْ سَعِيْدٌ.    فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا                              
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.
(Riwayat Bukhori dan Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2.     Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
3.     Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).
4.     Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.
5.     Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6.     Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.
7.     Sebagian ulama dan orang bijak berkata  bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus.

hadits ke 3 : Rukun Islam

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ 
 [وَصَوْمُ رَمَضَانَ.[رواه الترمذي ومسلم

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob
 radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-tiang yang mantap.Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam,  merupakan hal yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang lainnya.Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan.Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.Nash diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“ Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang “
Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal .

hadits ke 2 : iman islam dan ihsan

HADITS KEDUA

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .  
[رواه مسلم]

Arti hadits / ترجمة الحديث :
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.
(Riwayat Muslim)
Catatan :
Hadits ini merupakan hadits yang sangat dalam maknanya, karena didalamnya terdapat pokok-pokok ajaran Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Hadits ini mengandung makna yang sangat agung karena berasal dari dua makhluk Allah yang terpercaya, yaitu: Amiinussamaa’ (kepercayaan makhluk di langit/Jibril) dan Amiinul Ardh (kepercayaan makhluk di bumi/ Rasulullah)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
Disunnahkan untuk memperhatikan kondisi  pakaian, penampilan dan kebersihan, khususnya jika menghadapi ulama, orang-orang mulia dan penguasa.
Siapa yang menghadiri majlis ilmu dan menangkap bahwa orang–orang yang hadir butuh untuk mengetahui suatu masalah dan tidak ada seorangpun yang bertanya, maka wajib baginya bertanya tentang hal tersebut meskipun dia mengetahuinya agar peserta yang hadir dapat mengambil manfaat darinya.
Jika seseorang yang ditanya tentang sesuatu maka tidak ada cela baginya untuk berkata: “Saya tidak tahu“,  dan hal tersebut tidak mengurangi kedudukannya.
Kemungkinan malaikat tampil dalam wujud manusia.
Termasuk tanda hari kiamat adalah banyaknya pembangkangan terhadap kedua orang tua. Sehingga anak-anak memperlakukan kedua orang tuanya sebagaimana seorang tuan memperlakukan hambanya.
Tidak disukainya mendirikan bangunan yang tinggi dan membaguskannya sepanjang tidak ada kebutuhan.
Didalamnya terdapat dalil bahwa perkara ghaib tidak ada yang mengetahuinya selain Allah ta’ala.
Didalamnya terdapat keterangan tentang adab dan cara duduk dalam majlis ilmu.

Hadits Arbain ke 1 tentang ikhlas

HADITS PERTAMA
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Arti Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
Catatan :
Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Pelajaran yang terdapat dalam Hadits / الفوائد من الحديث :
Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shalih dan ibadah.
Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
Hadits di atas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.

Hadist-hadits tentang mencari ilmu

Hadist-hadits tentang mencari ilmu


Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka Allah menjadikannya ia pandai mengenai agama dan ia diilhami PetunjukNYa [Muttafaq 'alaih]

Ulama itu adalah pewaris para Nabi [Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban]

“sesuatu yang di langit dan bumi itu memohonkan ampunan bagi orang ‘alim (pandai)” [Abu Darda']

sesungguhnya hikmah (ilmu) itu menambah orang yang mulia akan kemuliaan dan mengangkat hamba sahaya sehingga ia mencapai capaian raja-raja. [Abu Na'im dalam Al Hilyah, Ibnu Abdil Barr dalam Bayaul Ilmi, dan Abd. Ghani dalam Adabul Muhaddits dari hadits Anas dengan sanad yang lemah]

Dua pekerti tidak terdapat di dalam orang munafik, yaitu perilaku yang baik dan pandai dalam agama [H.R. At Tirmidzi dari Abu Hurairah, ia mengatakan hadits gharib]

Seutama-utama manusia adalah orang mu’min yang’alim (pandai) yang jika ia dibutuhkan maka ia berguna, dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia mencukupkan dirinya.” [Al Baihaqi dalam Syu'bul Iman mauquf pada Abu Darda' dengan sanad yang lemah]

Iman itu telanjang, pakaianya adalah takwa, perhiasannya adalah malu, dan buahnya adalah ilmu [Al Hakim dalam Tarikh Naisabur dari hadits Abu Darda' dengan sanad yang lemah]

Orang yang paling dekat dari derajat kenabian adalah ahli ilmu dan jihad (perjuangan). Adapun ahli ilmu maka mereka menunjukkan manusia atas apa yang dibawa para rasul, sedangkan ahli jihad maka mereka berjuang dengan pedang (senjata) mereka atas apa yang dibawa oleh para rasul [Abu Na'im dalam Fadhlul 'alim al 'afif 'dari hadits Ibnu Abbas dengan sanad yang lemah.]

sungguh matinya satu kabilah itu lebih ringan dari pada matinya seorang ‘alim [Ath Thabrani dan Ibnu Abdil Barr dari hadits Abu Darda']

Manusia itu adalah barang tambang seperti tambang emas dan perak. Orang-orang pilihan mereka di masa Jahiliyah adalah orang-orang pilihan mereka di masa Islam apabila mereka pandai [Muttafaq 'alaih]

Pada hari Kiyamat tinta ulama itu ditimbang dengan darah orang-orang yang mati syahid [Ibnu Abdil Barr dari Abu Darda'dengan sanad yang lemah]

Barang siapa yang memelihara empat puluh buah hadits dari As Sunnah atas ummatku sehingga ia menunaikannya kepada mereka maka aku akan menjadi pemberi syafa’at kepadanya dan saksinya pada hari Kiyamat [Ibnu Abdil Barr dalam al 'Ilm dari hadits Ibnu Umar dan ia'melemahkannya.]

Barang siapa dari ummatku menghafal empat puluh buah hadits maka ia bertemu dengan Allah ‘Azza wa Jalla pada hari Kiyamat sebagai seorang faqih yang ‘alim [Ibnu Abdil Barr dari hadits Anas dan ia melemahkannya]

Barang siapa memahami tentang agama Allah ‘Azza Wa Jalla maka Allah Ta’ala mencukupinya akan sesuatu yang menjadi kepentingannya dan Dia memberinya rizki dari sekiranya ia tidak memperhitungkannya [Al Khathib dalam Tarikh dari hadits Abdullah bin Juz - Az zabidi dengan sanad yang lemah]

Allah ‘Azza wa Jalla memberi wahyu kepada Ibrahim as : “Hai Ibrahim, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui, Aku senang kepada setiap orang yang pandai [Dituturkan oleh Ibnu Abdil Barr sebagai komentar]

Orang pandai adalah kepercayaan Allah Yang Maha Suci di atas bumi [Ibnu Abdil Barr dari Mu'adz dengan sanad yang lemah]

Dua golongan dari ummatku apabila mereka baik maka manusia baik, dan apabila mereka rusak maka manusia rusak, yaitu para pemegang pemerintahan dan para ahli fiqh [Ibnu Abdil Barr dan Abu Na'im dari hadits Ibnu Abbas.]

Apabila datang hari kepadaku padanya saya tidak bertambah ilmu yang mendekatkan saya kepada Allah ‘Azza Wa Jalla maka saya tidak mendapat berkah pada terbitnya matahari hari itu [Ath Thabrani dalam Al Ausath dan Abu Na'im dalam Al Hilyah, dan Ibnu Abil Barr dalam Al 'Ilm]

Keutamaan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas orang yang paling rendah dari shahabatku [At Tirmidzi dari hadits Abu Umamah]

Kelebihan orang ‘alim atas orang ahli ibadah adalah seperti kelebihan bulan pada malam purnama atas seluruh bintang-bintang [Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa'i dan Ibnu Hibban, dan itu sepotong dari hadits Abu Darda' yang terdahulu]

Pada hari Kiyamat tiga macam orang memberi syafa’at yaitu: para Nabi, para ulama kemudian orang-orang yang mati syahid [Ibnu Majah dari hadits Utsman bin 'Affan dengan sanad yang lemah]

Tidaklah Allah Ta’ala disembah dengan sesuatu yang utama dari pada pemahaman terhadap agama. Sungguh seorang faqih itu lebih berat atas syaithan dari pada seribu orang ahli ibadah. Setiap sesuatu itu mempunyai tiang, dan tiang agama ini adalah fiqh [Ath Thabrani dalam Al Ausath, Abu Bakar Al Ajiri dalam Fadhlul 'ilmi, dan Abu Na'im dalam Riyadhatul Muta'allimin dari hadits Abu Hurairah dengan sanad yang lemah]

Sebaik-baik agamamu adalah yang termudahnya, dan sebaik-baik ibadah adalah fiqh (pemahaman) [Ibnu Abdil Barr dari hadits Anas dengan sanad yang lemah]

Keutamaan mu’min yang ‘alim atas mu’min yang ahli ibadah adalah dengan tujuh puluh derajat [Ibnu Adi dari Abu Hurairah dengan sanad yang lemah]

Sesungguhnya kamu menjadi dalam masa yang banyak ahli fiqhnya, sedikit qurra’ (ahli baca Al Qur’an) nya dan ahli pidatonya, sedikit orang yang meminta-minta dan banyak orang yang memberinya. Amal padanya adalah lebih baik dari pada ilmu. Dan akan datang kepada manusia masa yang sedikit ahli fiqhnya, banyak juru pidatonya, sedikit orang yang memberinya, banyak orang yang meminta-minta. Ilmu pada masa itu lebih baik dari pada amal [Ath Thabrani dari hadits Hizam bin Hakim dari pamannya, ada yang mengatakan dari ayahnya, sanadnya lemah]

Antara orang yang ‘alim dan orang yang beribadah adalah seratus derajat, antara setiap dua derajat itu ditempuh kuda pacuan yang dilatih selama tujuh puluh tahun [Al Ashfihani dalam At Targhib wat Tarhib, dari lbnu Umar dari ayahnya]

Ditanyakan : “Wahai Rasulullah, amal-amal apakah yang lebih utama ?” Beliau bersabda : “Ilmu tentang Allah ‘Azza Wa Jalla” Lalu ditanyakan : “IImu apakah yang engkau kehendaki ?”. Beliau SAW bersobds : “Ilmu tentang Allah ‘Azza Wa Jalla”. Lalu dikatakan kepadanya : “Kami bertanya mengenai amal sedangkan engkau menjawab mengenai ilmu”. Maka beliau SAW bersabda : “Sesungguhnya amal sedikit disertai ilmu (mengetahui) tentang Allah itu berguna dan banyaknya amal serta bodoh mengenai Allah itu tidak berguna [Ibnu Abdil Barr dari hadits Anas dengan sanad yang lemah]

Allah Yang Maha Suci poda hari Kiyamat membangkitkan hamba-hamba kemudian Dia membangkitkan ulama kemudian Dia berfirman : “Wahai golongan ulama, sesungguhnya Aku tidak meletakkan ilmuKu padamu kecuali karena Aku mengetahui tentang kamu, dan Aku letakkan ilmuKu padamu agar Aku tidak menyiksamu, pergilah karena Aku telah memberi ampunan kepadamu”. [Ath Thabrani dari hadits Abu Musa dengan sanad yang lemah]
.
Atsar-atsar
Adapun atsar (kata-kata shahabat), Ali bin Abi Thalib ra berkata kepada Kumail :
“Hai Kumail, ilmu itu lebih utama dari pada harta karena ilmu itu menjagamu sedangkan kamu menjaga harta. Ilmu adalah hakim, sedangkan harta adalah yang dihakimi. Harta menjadi berkurang dengan dibelanjakan, sedangkan ilmu menjadi berkembang dengan dibelanjakan (diberikan kepada orang lain)”.
Ali ra juga berkata :
“Orang yang ‘alim itu lebih utama dari pada orang yang berpuasa, berdiri ibadah malam dan berjuang. Apabila seorang ‘alim meninggal maka berlobanglah dalam Islam dengan suatu lobang yang tidak tertutup kecuali oleh penggantinya”.
Dan ia ra berkata dalam bentuk syair (nazham) :

Tidak ada kebanggaan kecuali bagi ahli ilmu, sesungguhnya mereka di atas petuniuk, dan mereka penunjuk orang yang minta petuniuk. Nilai setiap orang adalah sesuatu yang meniadikannya baik, sedangkan orang-orang bodoh itu musuh ahli ilmu. Maka carilah kemenangan kamu dengan ilmu, dengon ilmu itu kamu hidup selamanYa, munusiq itu mati, sedangkan ahli ilmu itu hidup